Berita Terbaru Pilpres 2004
Kalender Jawa November 2004
Kalender Jawa Oktober 2004
Kalender Jawa Februari 2004
Peta persaingan secara sosio-demografi
Berdasarkan sosio-demografi, terjadi persaingan yang juga cukup ketat diantara Prabowo dan Ganjar. Dari sisi usia pemilih, Prabowo yang diusung oleh Partai Gerindra dan PKB unggul di kalangan pemilih GenZ dan Generasi Milenial. Sementara Ganjar yang diusung oleh PDIP, PPP, Partai Hanura dan Partai Perindo, unggul di kalangan Generasi X. Anies Baswedan yang diusung oleh Partai NasDem, Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kalah di semua kategori usia ini.
Dari sisi etnisitas, Ganjar unggul di kalangan pemilih yang beretnis Jawa dan Batak. Prabowo di sisi lain, unggul di etnis-etnis asal Sumatera dan luar pulau jawa lainnya seperti Minang, Bugis dan Melayu. Sementara Anies Baswedan menunjukkan keunggulan di pemilih yang berasal dari etnis Sunda dan Betawi.
Berikut peta persaingan capres berdasarkan gender, usia, etnis, pendidikan dan pekerjaan:
Peta persaingan capres pada Pilpres 2024 berdasarkan sosio-demografi. Peta ini merupakan hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada Juli 2023. dok. LSI.
Persaingan berdasarkan kepuasan dan pilihan politik pada Pilpres 2019
Yang juga menarik, hasil survei LSI menunjukkan Prabowo mendapatkan dukungan yang kuat dari masyarakat yang puas maupun tidak puas terhadap pemerintahan Presiden Jokowi. Ganjar hanya kuat di basis masyarakat yang puas dengan kinerja pemerintahan saat ini sementara Anies hanya kuat di kalangan masyarakat yang tidak puas.
Meskipun demikian, para pemilih pasangan Jokowi - Ma'ruf Aamin pada Pilpres 2019 lalu mayoritas masih memberikan dukungan kepada Ganjar Pranowo. Sementara para pemilih pasangan Prabowo - Sandiaga terpecah suaranya ke Prabowo dan Anies.
Dilihat dari sisi pilihan partai politik pada Pemilu 2019, terdapat sedikit ketidak cocokan antara dukungan para elit politik dengan basis pemilihnya. Contohnya pemilih Partai Amanat Nasional (PAN). Dalam survei itu, pemilih PAN disebut mayoritas memberikan dukungan kepada Anies Baswedan. Padahal, partai yang dinahkodai Zulkifli Hasan itu digadang-gadang akan merapatkan perahunya ke koalisi PDIP atau Gerindra.
Berikut peta persaingan capres pada Pilpres 2024 berdasarkan kepuasan kinerja pemerintah dan pilihan pada Pemilu 2019:
Peta persaingan capres pada Pilpres 2024 berdasarkan kepuasan terhadap pemerintah dan pilihan pada Pemilu 2019. Peta ini merupakan hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada Juli 2023. dok. LSI.
Pilpres 2024 akan digelar pada 14 Februari 2024 atau sekitar tujuh bulan lagi. Hingga saat ini, baik Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo maupun Anies Baswedan, belum menentukan siapa calon wakil presiden yang akan menjadi pendamping mereka. Meskipun demikian, terdapat sejumlah nama yang mencuat ke permukaan sebagai kandidat kuat cawapres. Mereka diantaranya Erick Thohir, Sandiaga Uno, Agus Harimurti Yudhoyono, Khofifah Indar Parawansa hingga Andika Perkasa. LSI juga melakukan survei terkait elektabilitas para kandidat cawapres tersebut yang akan tempo kupas dalam berita selanjutnya.
Setelah memasuki era Reformasi, untuk pertama kalinya Pemerintah Republik Indonesia menyelenggarakan Pemilihan Presiden (Pilpres) pada tahun 2004. Pilpres 2004 diselenggarakan untuk memilih pasangan Presiden dan Wakil Presiden periode 2004 sampai 2009. Pemilu Presiden pertama berlandaskan pada UU no 23 Tahun 2003 tentang pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Sebagai penyelenggara pemilu, dibentuk Lembaga independent dan mandiri Bernama Komisi Pemilihan Umum (KPU). Sementara presiden menjadi penanggung jawab pelaksanaan pemilu. Untuk mencegah tertundanya pelaksanaan pemilu, Presiden Megawati Soekarnoputri mengusulkan pembentukan KPU di daerah-daerah. Lembaga ini dinamai Perwakilan Sekretariat KPU dan didirikan di seluruh provinsi, kabupaten, dan kota. Tugas Lembaga tersebut adalah mempersiapkan administrasi pelaksanaan pemilu sembari menunggu pembahasan empat undang-undang, yakni UU Partai Politik, UU Pemilu, UU Susunan dan Kedudukan Anggota DPR, DPD, dan DPRD, serta UU Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.
Pada masa kampanye Pilpres 2004, Megawati Soekarnoputri memainkan peran yang penting dalam upaya untuk mempertahankan posisi presiden. Sebagai petahana, Megawati menggunakan pengalaman dan popularitasnya untuk memperkuat kampanyenya dan memperjuangkan visi dan program-programnya kepada masyarakat. Megawati yang merupakan putri dari Presiden pertama Indonesia, Soekarno, saat itu memperebutkan kursi presiden dengan calon lainnya, yaitu Susilo Bambang Yudhoyono. Pada saat itu Megawati berpasangan dengan Hasyim Muzadi.
Pertarungan dalam Pilpres 2004 ini sangat ketat dan menarik perhatian publik. Megawati yang saat itu masih menjabat sebagai Presiden, menghadapi kritik atas kebijakan-kebijakannya selama memimpin negara. Namun, di sisi lain, ia juga mendapatkan dukungan dari sebagian besar partai politik dan pendukungnya. Selama kampanye, Megawati didukung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), partai politik yang ia pimpin. Partai ini memberikan dukungan yang kuat dalam upaya memenangkan kembali posisi presiden bagi Megawati. Kemudian di tengah sorotan publik yang mengkritik kebijakan-kebijakannya selama memimpin negara, Megawati juga menyoroti prestasi dan pencapaian yang telah diraih selama kepemimpinannya. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya stabilitas politik dan keutuhan bangsa Indonesia di tengah tantangan dan persaingan politik yang semakin ketat. Selama proses dan hasil Pilpres 2004, Megawati Soekarnoputri tetap dihormati sebagai tokoh politik yang berpengaruh dan memiliki peran penting dalam dinamika politik Indonesia.
Pemilihan presiden tahun 2004 selanjutnya diselenggarakan dalam dua putaran. Putaran pertama diikuti oleh lima pasangan calon presiden dan wakil presiden. Total pemilih terdaftar yaitu sebanyak 153.320.544 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 122.293.844 orang atau 79,76 persen menggunakan hak pilihnya. Sementara lebih dari 20 persen lainnya memilih golongan putih atau golput.
Dari total jumlah suara, sebanyak 97,84 persen atau 119.656.868 suara dinyatakan sah. Pasangan nomor urut 1, Wiranto dan Salahuddin Wahid mendapatkan suara sebanyak 26.286.788 atau 22,15 persen. Pasangan nomor urut 2, Megawati Soekarnoputri dan Hasyim Muzadi dengan suara 31.569.104 atau 26,61 persen. Sedangkan pasangan nomor urut 3, Amien Rais dan Siswono Yudo Husodo mendapatkan suara 17.392.931 atau 14,66 persen. Pasangan nomor urut 4, Susilo Bambang Yudhoyono dan Muhammad Jusuf Kalla dengan suara sebanyak 39.838.184 atau 33,57 persen. Sementara pasangan nomor urut 5, Hamzah Haz dan Agum Gumelar mendapatkan suara sebanyak 3.569.861 atau 3,01 persen.
Putara kedua pemilihan presiden 2004 diselenggarakan pada tanggal 20 September 2004 dengan mempertemukan pasangan Megawati-Hasyim Muzadi dan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla. Dari total jumlah suara, sebanyak 114.257.054 suara atau 97,94 persen dinyatakan sah. Rincia pasangan Megawati Soekarnoputri dan Hasyim Muzadi memperoleh dukungan sebanyak 44.990.704 suara atau 39,38 persen. Sedangkan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Muhammad Jusuf Kalla mendapatkan suara sebanyak 69.266.350 atau 60,62 persen. Berdasarkan hasil perolehan suara tersebut, pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla akhirnya keluar sebagai pemenang.
Meskipun tidak berhasil mempertahankan jabatan presiden, Megawati tetap aktif dalam politik Indonesia, memperjuangkan kepentingan rakyat, dan menjadi sosok yang dihormati dalam berbagai forum politik dan sosial di tanah air. Pilpres 2004 menunjukkan bahwa meskipun Megawati kalah dalam pertarungan politik, namun ia tetap merupakan tokoh yang berpengaruh dan memiliki basis dukungan yang kuat di Indonesia. Megawati tetap aktif dalam politik Indonesia dan memegang peran penting dalam partainya, yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Dengan pengalaman yang dimilikinya, Megawati terus berjuang untuk memperjuangkan kepentingan rakyat dan memperjuangkan demokrasi di Indonesia. Sebagai salah satu figur politik wanita terkemuka di Indonesia, Megawati Soekarnoputri terus memberikan kontribusi yang berarti dalam membangun negara dan memperjuangkan keadilan bagi rakyat Indonesia.
Meskipun pada akhirnya Megawati kalah dalam Pilpres 2004 dan harus menyerahkan kekuasaan kepada Susilo Bambang Yudhoyono, namun ia tetap memberikan pernyataan yang bijak dan bersikap sebagai pemimpin yang menerima hasil dengan lapang dada dan tetap memberikan dukungan untuk kelancaran pemerintahan yang baru. Sikap ini dinilai menunjukkan kedewasaan politik dan sikap yang menghormati demokrasi.
Pour, Julis, dkk. 2014. Presiden Republik Indonesia 1945-2014. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
https://kesbangpol.kulonprogokab.go.id/detil/930/melihat-kembali-pemilihan-umum-presiden-pilpres-pertama-di-indonesia
https://news.detik.com/berita/d-4514180/singgung-pilpres-2004-2009-megawati-waktu-kalah-saya-nggak-ribut
https://nasional.kompas.com/read/2022/02/04/06050031/pilpres-2004–pertama-dalam-sejarah-pemilihan-presiden-digelar-langsung-?page=all
Penulis: Ezano Fernando Triantaka
Kalender Jawa Tahun 2004
9 Sela 1936 Ja - 9 Besar 1936 Ja
10 Besar 1936 Ja - 9 Sura 1937 Ja
Tahun Jawa: Be - Wawu
10 Sura 1937 Ja - 10 Sapar 1937 Ja
11 Sapar 1937 Ja - 11 Mulud 1937 Ja
12 Mulud 1937 Ja - 12 Bakda Mulud 1937 Ja
13 Bakda Mulud 1937 Ja - 12 Jumadilawal 1937 Ja
13 Jumadilawal 1937 Ja - 14 Jumadilakir 1937 Ja
15 Jumadilakir 1937 Ja - 15 Rejeb 1937 Ja
16 Rejeb 1937 Ja - 16 Ruwah 1937 Ja
17 Ruwah 1937 Ja - 17 Pasa 1937 Ja
18 Pasa 1937 Ja - 17 Sawal 1937 Ja
18 Sawal 1937 Ja - 19 Sela 1937 Ja
Kalender Jawa Agustus 2004
Prabowo unggul dalam berbagai simulasi
Hasil survei tersebut menunjukkan Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan masih menjadi tiga pilihan utama masyarakat Indonesia sebagai capres. Hal tersebut terlihat dari simulasi 19 nama yang hasilnya sebagai berikut:
1. Prabowo Subianto - 25,3 persen2. Ganjar Pranowo - 25,1 persen3. Anies Baswedan - 15,4 persen
Sementara 19 nama lainnya memiliki elektabilitas di bawah 5 persen. Tetapi, masih ada 9,8 persen masyarakat yang menyatakan belum menentukan pilihan.
Simulasi 3 nama yang dilakukan LSI menunjukkan Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo bersaing ketat, sementara Anies tertinggal cukup jauh. Berikut hasilnya:
1. Prabowo Subianto - 35,8 persen2. Ganjar Pranowo - 32,2 persen3. Anies Baswedan - 21,4 persen
Meskipun demikian, masih ada 10,6 persen masyarakat yang belum menentukan pilihan.
Kalender Jawa September 2004
Kalender Jawa 2004 Lengkap dengan Weton
Apakah Anda tertarik dengan kalender Jawa? Tahun 2004 merupakan salah satu tahun yang menarik dalam kalender Jawa, dan tidak sedikit yang ingin mengetahui weton untuk tahun tersebut. Kalender Jawa Tahun 2004 lengkap dengan weton dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang perhitungan waktu dalam budaya Jawa dan mencakup berbagai informasi penting seperti hari-hari baik dan buruk, weton kelahiran, serta banyak lagi. Dengan memiliki kalender ini, Anda dapat lebih memahami dan menghormati budaya Jawa serta menggunakan pengetahuan ini dalam kehidupan sehari-hari.
Kalender jawa tahun Tahun 2004 lengkap dengan weton yang lengkap dengan pasaran, wuku, neptu yang bisa anda unduh dalam format PNG atau PDF.
Pada situs kalenderize, anda dapat mendapatkan pemetaan bulan baik dan buruk dari setiap bulan pada tahun Tahun 2004.
Di kalender Jawa tahun Tahun 2004, periode tahun ini berlangsung dari tanggal 9 Sela 1936 Ja hingga 9 Sela 1936 Ja.
Untuk mendapatkan file PNG atau PDF dari Kalender Jawa Tahun 2004, Unduhlah dengan cara klik pada tombol yang tersedia di bagian bawah halaman.
Klik tanggal untuk melihat detail wuku, pasaran, neptu, hijriah, dll.